Selasa, 31 Mei 2011

untuk mu sahabat q

 Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…


Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

belajar

Dari air kita belajar KETENANGAN
 Dari batu kita belajar KETEGARAN
Dari tanah kita belajar KEHIDUPAN
Dari kupu-kupu kita belajar MERUBAH DIRI
Dari padi kita belajar RENDAH HATI

Melihat keatas: peroleh semangat tuk maju
kebawah: bersyukur atas semua yang dimiliki
Melihat ke samping: ada semangat kebersamaan
Melihat Kebelakang: ada pengalaman yg berharga
Melihat Ke dalam: introspeksi diri
Melihat Ke depan: be better^_^

Senin, 30 Mei 2011

TEKNIK PERANCANGAN DAN STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

TEKNIK PERANCANGAN DAN STRATEGI
PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

1.   Teknik/prosedur perancangan media pendidikan
A.      Prosedur pemilihan dengan metode ASSURE
Menurut model ini apabila kita akan memilih media lakukan dengan mengikuti prosedur sesuai dengan tahapan ASSURE.
ASSURE mengandung makna dari masing-masing huruf yaitu:
a)    Analysis Leaner Characteristics
Tahap pertama adalah melakukan analisi terhadapa karakteristik siswa, secara garis besar kerakteristik siswa terbagi dua yaitu karakteristik umum dan karakteristik khusus. Karakteristik umum berkaitan dengan usia, pengalaman belajar sebelumnya, latar belakang keluarga, sosial, budaya dan ekonomi. Karakteristik khusus berkenaan dengan pengetahuan, skill dan sikap tertentu yang dimiliki siswa. Cara menganalisis karakteristik siswa yaitu menggunakan pengalaman nyata tentang suatu konsep baru dan mengetes karakteristik siswa.
b)    State Of Objective
      Langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Tujuan pembelajaran tersebut dapat berupa:
    Standar kompetensi yaitu ukuran kemampuan minimal yang mencakup kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan yang harus dicapai, diketahui dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
    Kompetensi dasar yaitu penjabaran standar kompetensi peserta didik yang cakupannya lebih sempit dari standar kompetensi.
    Indikator yaitu indikator pencapaian belajar berupa KD yang lebih spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.

c). Select, Modify or Design Materials
Selanjutnya adalah kegiatan memilih media, memodifikasi media yang sudah ada atau merancang sesuai kebutuhan.
      d). Utilize Materials
Langkah selanjutnya yaitu digunakan dalam pembelajaran. Menggunakan media dalam pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah menggunkaannya. Hal ini akan berbeda pada setiap media yang kita pilih. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media yaitu siapkan waktu yang cukup untuk persiapan dan pemasangan media, pastikan media tersebut dapat digunakan.
    e). Require Learner Response
Selanjutnya perlu diamati bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media tersebut. Sasaran akhir dalam pembuatan media adalah harus dapaat dipahami, dimengerti dan memudahkan siswa. Respon siswa dapat berupa respon positif dan negatif. Respon tersebut dapat diketahui dari ekspresi, pendapat langsung yaitu berupa persepsi dan tanggapan siswa.
    f). Evaluate
Merupakan tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE. Evaluasi merupakan proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan evaluasi tidak hanya didasarkan atas hasil pengukuran tapi juga pengamatan baik dilakukan dengan pengukuran meupaun non pengukuran yang akhirnya menghasilkan suatu keputusan tentang nilai suatu objek yabg dinilai.

B.      Prosedur Pemilihan Media Model ANDERSON
Anderson (1976) untuk membuat satu model pemilihan media mengacu pada keterkaitannya dengan komponen lain.
Langkah-langkah:
a.    Langkah awal adalah menentukan karakteristik pesan yang akan disampaikan. Apakah pesan tersebut berupa fakta, konsep, gagasan, instruksi dan lain-lain.
b.    Selanjutnya tahap dua yaitu melengkapi bagaimana metode yang tepat sesuai dengan karakteristik pesan pembelajaran.
c.    Menentukan tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
d.    Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemempuan prosuksi dan biaya.
e.    Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat.
f.    Merencanakan, mengembangkan dan memprodeksi media.


2.  Strategi Penggunaan Media Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan:
a)    Relevansi : antara tujuan, ketepatgunaan, keadaan peserta didik, ketersediaan, mutu teknis serta biaya.
b)    Kelayakan yaitu biaya yang lebih murah, kesesuaian dengan metode instruktusional, kesesuaian dengan peserta didik, pertimbangan teknis dan ketersediaan suku cadangnya.
c)    Kemudahan. Menurut Hartono Kasmadi:
    Pertimbangan produksi: ketersediaan bahan, kondisi fisik, harga, mudah dicapai, estetika.
    Pertimbangan peserta didik : watak, kesesuaian dan keterlibatan.
    Pertimbangan isi: sesuai dengan kurikulum, perkembangan IPTEK sesuai dengan kebutuhan.
    Pertimbangan guru: kemanfaatan dan kemampuan.



Strategi penggunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar:
    Posisi media dan guru harus harmonis
    Janganmembelakangi media
    Selalu berinteraksi dengan media
    Gunakan alat penunjuk yang mampu memfokuskan pesan.

perkembangan dan penggunaan media berbasis teknologi tinggi



PERKEMBANGAN DAN PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS
TEKNOLOGI TINGGI

1.      1.Belajar jarak jauh (distance learning)
e-learning merupakan singkatan dari elektronik learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Secara sederhana, Horton (2010:1) medefinisikan “e-learning is the use of information and computer technologies to create learning experiences”.  Pendapat Horton tersebut dapat diartikan e-learning sebagai segala bentuk penggunaan informasi dan teknologi komputer untuk menciptakan pengalaman belajar. Definisi ini menekankan bagaimana pengalaman belajar diformulasikan, diorganisir, dan diciptakan melalui perangkat e-learning. Pendapat ini diperkuat oleh Naidu (2006:1) yang menyatakan bahwa “e-learning is commonly referred to the intentional use of networked information and communications technology in teaching and learning”. Artinya e-learning merupakan segala bentuk penggunaan jejaring informasi dan teknologi komunikasi yang dilakukan secara sengaja dalam proses pembelajaran. G. Chute (2003:297) mendefiniskan e-learning sebagai “A strategy for connecting learners with distributed knowledge resources”.
Pannen (2005) memformulasikan e-learning sebagai seperangkat paket-paket informasi untuk pembelajaran (dalam satu mata kuliah) yang tersedia dimana saja setiap saat melalui sistem penyampaian elektronik, dalam bentuk web-based learning, computer-based learning, virtual classroom, atau digital collaboration. Paket informasi tersebut terdiri dari berbagai objek dan unit, termasuk tes dan alat uji yang memungkinkan seseorang melakukan ujian atas kemampuannya setiap saat. Paket informasi tersebut dapat berbentuk beragam media – tekstual (teks), visual (video,satellite broadcast), audio, gambar/ilustrasi, dan lain-lain
ChienYu (2010: 17) mendefiniskan e-learning sebagai berikut: E-learning is the use of network technology (broadly, the “Internet”) to design, deliver, select, administer, and extend learning. Components of Internet-enabled learning can include content delivery in multiple formats, management of the learning experience, and a networked community of learners, content developers and experts.
Sementara itu, Lowerison (2008:430) menyatakan bahwa “e – learning to include any element of teaching and learning that involves digital material and information communication technologies (ICT)”. Jadi e-learning adalah segala bentuk kegiatan pembelajaran yang melibatkan materi digital dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Menurut Henderson (2003:2)  “e-learning is learning at a distance that uses computer technology (usually the Internet)”. Artinya e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer (biasanya internet).  Oleh karena itu melalui e-learning, pembelajaran dapat berlangsung meskipun secara fisik pebelajar tidak hadir di kelas karena semuanya dilakukan melalui teknologi komputer. Hal yang senada diungkapkan oleh Hadi & Yuni (2007), Munir (2009)  yang meyimpulkan e-learning sebagai bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya . Jadi e-learning memanfaatkan jaringan internet sebagai metode penyampaian isi pembelajaran, interaksi, bimbingan dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. E-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital menggunakan perangat teknologi. E-learning dapat digunakan pada sistem pendidikan jarak jauh maupun konvensional. Dalam pendidikan konvensional, e-learning tidak berperan sebagai pengganti namun hanya sebagai penguat model pembelajaran yang ada.
Dari beberapa pengertian e-learning di atas, dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah segala bentuk penggunaan perangkat elektronik untuk menciptakan pengalaman belajar pada pebelajar. Definisi ini tidak hanya mencakup pada perangkat keras (hardware) tetapi juga perangkat lunak (software) dan pihak-pihak yang terlibat (brainware).

2.      Multimedia Dalam Pembelajaran
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.  Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone,2005/2006).
Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll. yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Pemanfaat-an multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk: media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, Arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dll. (Wahono, 2007).
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dalam pembelajaran multimedia yaitu:
  1. Pengenalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa.
  2. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi guru itu sendiri maupun siswa.
  3. Mengejar ketertinggalan akan pengetahuan tentang Iptek di bidang pendidikan.
  4. Pemanfaatan multimedia dapat membangkitkan motivasi belajar para pembelajar, karena adanya multimedia membuat presentasi pembelajaran menjadi lebih menarik.
  5. Multimedia dapat digunakan untuk membantu pembelajar membentuk model mental yang akan memudahkannya memahami suatu konsep.
  6. Mengikuti perkembangan Iptek, dll.

Secara keseluruhan, multimedia terdiri dari tiga level (Mayer, 2001) yaitu :
1)      Level teknis, yaitu multimedia berkaitan dengan alat-alat teknis ; alat-alat ini dapat diartikan sebagai wahana yang meliputi tanda-tanda (signs).
2)      Level semiotik, yaitu representasi hasil multimedia seperti teks, gambar, grafik, tabel, dll.
3)      Level sensorik, yaitu yang berkaitan dengan saluran sensorik yang berfungsi untuk menerima tanda (signs).

Beberapa contoh penerapan teknologi multimedia adalah :
·         Internet
Multimedia di internet siaran langsung dari ribuan stasiun radio, melihat animasi bagaimana cara kerja sesuatu dan melihat video.
·         Presentasi
Multimedia memungkinkan seorang presenter beralih dari overhead projector yang menampilkan gambar dan teks yang kaku kepada gambar bergerak, suara dan animasi untuk menghidupkan presentasi yang dibawakan.
·         Kios
Kios yang interaktif dengan layar sentuh dapat menyediakan berbagai informasi dengan lengkap ditempat-tempat umum, misalnya informasi mengenai produk, informasi yang disajikan jauh lebih menarik bagi pengguna dibandingkan informasi yang tercetak.
·         Tutorial
Multimedia dengan cepat telah menjadi dasar pelatihan berbasiskan komputer, sebagai contoh perusahan menyediakan tutorial yang interaktif bagi karyawan baru untuk mempelajari prosedur-prosedur di perusahaan.
·         Online Reference
CD-ROM berbasiskan multimedia mulai menggantikan ensiklopedia baku, petunjuk penggunaan dan brosur tentang informasi produk. Versi elektronik dari bahan referensi lebih mudah digunakan dan lebih ringan bila dibawa.
·         Publikasi
Berbagai buku, majalah dan koran telah didistribusikan sebagai suatu publikasi multimedia dengan memanfaatkan CD-ROM dan internet. Halaman yang tercetak tidak akan pernah mampu manampilkan visualisasi gerakan dan suara.
Tujuan Penggunaan Multimedia adalah sebagai berikut :
1)      Multimedia dalam penggunaannya dapat meningkatkan efektivitas dari penyampaian suatu informasi.
2)      Penggunaan multimedia dalam lingkungan dapat mendorong partisipasi, keterlibatan serta eksplorasi pengguna tersebut.
3)      Aplikasi multimedia dapat meransang panca indera, karena dengan penggunaannya multimedia akan merangsang beberapa indera penting manusia, seperti : Penglihatan, pendengaran, aksi maupun suara. Dalam pengaplikasiannya multimedia akan sangat membantu penggunanya, terutama bagi pengguna awam.


3.      Bahan Pembelajaran Interaktif
Multimedia terbagi dalam 2 kategori:
·         Multimedia linier yaitu suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna seperti TV dan Film
·         Multimedia interaktif yaitu multiedia yang dilengkapi dengan dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Seperti multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game.

Multimedia pembelajaran interaktif adalah segala sesuatu baik hardware maupun software yang mampu menkondisikan siswa berinteraksi secara aktif dan mandiri dengan seperangkat pesan-pesan pembelajaran yang terkemas secara harmonis baik teks, maupun hypertext, terpadu dengan gambar-gambar, suara, video/film dan animasi untuk kepentingan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

4.      Bahan Ajar Berbasis Web
Sebagaimana sebutannya, bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar on line. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni;
1)      menyajikan multimedia
2)      menyimpan, mengolah, dan menyajikan infromasi
3)      hyperlink
Karena sifatnya yang on line, maka bahan ajar berbasis web mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu sendiri. Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah adanya fasilitas hyperlink. Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek nge-link ke subjek lain tanpa ada batasan fisik dan geografis, selama subjek yang bersangkutan tersedia pada web. Dengan adanya fasilitas hyperlink maka sumber belajar menjadi sangat kaya. Search engine sangat membantu untuk mencari subjek yang dapat dijadikan link.

5.      Software Bahan Ajar

Teknologi selalu mencakup hardware dan software. Hardware akan berguna apabila tersedia software di dalamnya, demikian pula sebaliknya software baru akan dapat bermanfaat apabila ada hardware yang menjalankannya. Software dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu software operating sistem (OS), software aplikasi, dan software data atau konten. OS adalah software yang berfungsi sebagai sistem operasi, seperti DOS, Windows, Linux, dan Unix. Aplikasi adalah software yang digunakan untuk membangun atau menjalankan proses sesuai dengan perintah-perintah pemrograman, misalnya office, LMS, CMS, dll. Sedangkan data atau bahan ajar termasuk ke dalam kelompok software konten, misalnya bahan ajar baik berupa teks, audio, gambar, video, animasi, dll.
Dalam pengertian yang paling sederhana, suatu proses belajar akan terjadi apabila tersedia sekurang-kurangnya dua unsur, yakni orang yang belajar dan sumber belajar. Sumber belajar mencakup orang (nara sumber), alat (hardware), bahan (software), lingkungan (latar, setting), dll. Bahan ajar adalah salah satu jenis dari sumber belajar.
Bahan belajar merupakan elemen penting dalam elearning. Tidak ada elearning tanpa ketersediaan bahan belajar. Untuk itu, maka kemampuan seorang guru dalam mengembangkan bahan belajar berbasis web menjadi sangat penting.
6.      Audiotape dan Videotape
Rekaman audio adalah merekam gambat dan suara pada pita magnetik sebagai lawan untuk film-film atau media akses acak digital. Kaset video juga digunakan untuk menyimpan data ilmiah seperti data yang dihasilkan elektrokardiogram.
Kaset video digunakan dalam kedua video tape recorder (VTR) atau lebih umum perekam kaset video (VCR) da kamera video. Tape adalah model linier yang dibuat saat ini adalah digital, diharapkan secara bertahap tidak kalah pentingnya sebagai model linier/random acces untukmenyimpan data video digital menjadi lebih umum.
Digital Audio Tape (DAT) adalah rekaman sinyal dan menengah pemutaran dikembangkan oleh SONY dan diperkenalkan tahun 1987. DAT memiliki kemampuan untuk merekam dengan tarif sampling yang lebih itnggi, sama atau lebih rendah dari CD.

7.      Computer Based Training (CBT)
CBT merupakan proses pendidikan berbasis komputer, dengan menggunakan media CD-Rom dan Disk-based sebagai media pendidikan (horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD-Rom bisa terdiri dari klip video, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikan. Dengan CBT, proses pendidikan melalui kelas masih dilakukan sehingga interaksi dalam proses pendidikan dapat melanjutkan, dibantu oleh peserta didik indeoenden dalam penggunaan CBT

8.      Web Based Training
WBT sering diidentikkan dengan e-learnig, dalam metode ini selain menggunakan komputer sebagai alat pendidikan, juga memanfaatkan internet, sehingga orang akan mempelajari bahan pelajaran dapat mengakses dimana saja dan kapan saja kerika terhubung dengan internet (Rosset,2002)

9.      International Network (internet)
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya.
Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini digunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.
Untuk dapat ikut serta menggunakan fasilitas Internet, biasanya Anda harus berlangganan ke salah satu ISP (Internet Service Provider) yang ada di kota Anda. ISP ini biasanya disebut penyelenggara jasa internet ataupun Anda dapat menggunakan fasilitas dari Telkom yakni Telkomnet Instan.
Dengan memanfaatkan internet, pemakaian komputer di seluruh dunia dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan pemakaian bersama informasi dengan cara saling kirim e-mail, menghubungkan ke komputer lain, mengirim dan menerima file, membahas topik tertentu pada newsgroup dan lain-lain.

Fasilitas Internet
Fasilitas-Fasilitas yang dapat Anda manfaatkan dengan menggunakan internet, diantaranya :
·         Web, adalah fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, bunyi, animasi dan data multimedia lainnya, yang diantara data tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk memudahkan Anda membaca data dan informasi tesebut Anda dapat mempergunakan web browser seperti Internet Explorer ataupun Netscape.
·         E-Mail (Electronic Mail), dengan fasilitas ini Anda dapat mengirim dan menerima surat elektronik (e-mail) pada/dari pemakai komputer lain yang terhubung di internet, dan dapat menyertakan file sebagai lampiran (attachment).
·         Newsgroup, fasilitas ini digunakan untuk mendistribusikan artikel, berita, tanggapan, surat, penawaran ataupun file ke pemakai internet lain yang tergabung dengan kelompok diskusi untuk topik tertentu. Dengan fasilitas ini pula Anda dapat melakukan diskusi, seminar ataupun konferensi dengan cara elektronik tanpa terikat waktu, ruang dan tempat.
·         FTP (File Transfer Protocol), fasilitas ini digunakan untuk menghubungkan ke server computer tertentu dan bila perlu menyalin (download) file yang Anda butuhkan dari server tersebut dan menyimpannya di komputer Anda.

Istilah-Istilah Yang Sering Digunakan
Ada beberapa istilah yang sering digunakan apabila Anda bekerja dalam Internet, diantaranya yaitu:
·         WWW (World Wide Web), merupakan kumpulan web server dari seluruh dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk digunakan bersama. Berbagai informasi dapat Anda temukan pada WWW, seperti informasi politik, ekonomi, sosial, budaya, sastra, sejarah, teknologi, pendidikan dan sebagainya. Kita dapat mengumpamakan WWW ini merupakan perputakaan besar yang menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan.
·         Web Site (Situs Web), merupakan tempat penyimpanan data dan informasi dengan berdasarkan topik tertentu. Diumpamakan situs Web ini adalah sebuah buku yang berisi topik tertentu.
·         Web Pages (Halaman Web), merupakan sebuah halaman khusus dari situs Web tertentu. Diumpamakan halaman Web ini adalah sebuah halaman khusus buku dari situs Web tertentu.
·         Homepage, merupakan sampul halaman yang berisi daftar isi atau menu dari sebuah situs Web.
·         Browser, merupakan program aplikasi yang digunakan untuk memudahkan Anda melakukan navigasi berbagai data dan informasi pada WWW.

Senin, 02 Mei 2011

media pendidikan dan proses komunikasi daam pembelajaran


MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI
DALAM PEMBELAJARAN

1.      Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi.
         Proses belajar mengajar dapat dikatakan proses komunikasi dimana terjadi proses penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (guru, instruktur, media pembelajaran dll) kepada penerima (peserta didik, murid) dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik pelajaran tertentu) dapat diterima (menjadi milik) oelh peserta didik/murid.
Guru hendaknya menyadari bahwa didalam kegiatan belajar dan pembelajaran, seungguhnya ia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Untuk itu guru harus memilih dan menggunakan kata-kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman murid-muridnya, agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka sehingga pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oelh murid dengan baik.
Kegiatan encoding dan decoding dalam proses pembelajaran:
  1. Encoding merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan  lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiataqn komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan pembelajaran).
  2. Decoding adalah kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan oleh penerima pesan (audience, murid) dimana penerima berusaha menangkap makna pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang oleh komunikator.Agar penyampaian pesan pembelajaran mencapai “sharing” yang diinginkan maka dilakukan penyampaian dengan lebih konkret dan jelas, selain dengan memilih lambang verbal yang berada dalam medan pengalaman murid. Misalnya menggunkaan alat peraga dan media pembelajaran seperti chart, diagram, grafik, gambar diam dll.Media pembelajaran dapat digunakan dalam 2 macam cara dalam proses belajar mengajar:
  3. Sebagai alat peraga untuk menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan keapda murid-murid.
  4. Pemanfaatan media pembelajaran sebagai saluran komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan pembelajaran terutama oleh media belajar mandiri seperti modul, Computer Based Instruction (CAI).

2.      Bentuk-bentuk komunikasi
  • Komunikasi verbalYaitu salah satu bentuk komunikasi yanglazim digunakan untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain baik secara tertulis maupun pesan.
  • Komunikasi noon verbalKomunikasi yang menggunakan bahasa tubuh seperti menggunkan gerakan tangan/tubuh sebagai isyarat suatu perbuatan yang mempunyai arti pesan dalam konteks komnikasi. Mengekspresikan pesan dalam komunikasi dalam bentuk gambar, menggunakan bahasa sikap yaitu bahasa yang digunakan untukmenyampaikan pesan/ mengekspresikan pikiran, perasaan seperti bungkam, tak acuh.          
            Jenis komunikasi :
a)      Komunikasi interpersonal
         Komunikasi yang terjadi dalam diri individu uang berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, memahmai dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.
b)      Komunikasi interpersonal
Komunikasi antara dua orang dan terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.
c)      Komunikasi kelompok
Interaksi tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui seperti berbagai informasi, pemecahan masalah mana yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lain secara tepat.
d)      Komunikasi massa
Merupakan tipe komunikasi manusia (human communication) adalah komunikasi umum, pesan yang disampaikan tidak ditujukan pada satu orang saja tapi juga bagi semua orang/ khalayak.

            Bentuk komunikasi berdasarkan :
a)      Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa alat berbentuk kata, isyarat
b)      Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat atau mekanisme untuk melipatgandakan jumlah penerima pesan ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu,menggunakan radio, buku.

Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan:
a.      Komunikasi satu arah
Pesan yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat memberikan umpan balik
b.      Komunikasi timbal balik
Pesan disampaikan pada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik.

3.      Tujuan dan Prinsip Komunikasi
Tujuan komunikasi:
a.      Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penenmuan diri  (personal discovery). Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi objek, peristiwa dan manusia lain.
b.      Untuk berhubungan
Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi untuk membina dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
c.       Untuk meyakinkan
Media massa ada sebaigan besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita. Sedikit saja dari komunikasi pribadi kita yang tidak berupa untuk mengubah sikap atau perilaku.
d.      Untuk bermain
Kita menggunkan banyak perilaku komunikasi kota untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku yang dirancang untuk menghibur orang lain.

Prinsip komunikasi:
1)      Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
2)      Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
3)      Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat  dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
4)      Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
5)      Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
6)      Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
7)      Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8)      Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
9)      Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10)  Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11)  Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
12)  Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

4.      Faktor pendukung dan penghambat komunikasi.
Faktor penghambat komunikasi:
1)      Hambatan dari proses komunikasi:
•         Hambatan dalam pengiriman pesan
•         Hambatan dalam penyandian pesan/simbol
•         Hambatan media
•         Hambatan dalam bahasa sandi
•         Hambatan dari penerima pesan
•         Hambatan dalam memberikan balikan
2)      Hambatan fisik: cuaca, gangguan alat komunikasi
3)      Hambatan semantik: kata-kata yang digunakan dalam benruk komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4)      Hambatan psikologis: perbedaan nilai-nilai serta harapan antara pengirim dan penerima pesan.

5.      Teori Komunikasi
1)      Teori Model Lasswell
Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).
2)      Teori Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi
Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum.
3)      Teori Informasi atau Matematis
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi.
4)      Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)
Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai). Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media --kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut. Sebagai contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj Bajuri menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan terhadap kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yang tak realistis dan Anda tidak menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari untuk melihatnya.
5)      Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar.
Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media.
6)      Teori Agenda Setting
Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
7)      Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:
•         Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.
•         Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.
•         Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.
8)      Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan)
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): (1) Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan (3) struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran personal individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan (6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media dan ( perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan (9) perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi (10) kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula (11) struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.
9)      Teori The Spiral of Silence
Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.
10)  Teori Konstruksi sosial media massa
Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The social construction of reality. A Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyrakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.
11)  Teori Difusi Inovasi
Teori difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan, difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun seringkali memakan waktu lama.
Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi adalah untuk menemukan sarana guna memperpendek keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka berfungsi atau tidak, langsung atau tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn, 1996 : 336).

6.      Menciptakan Komunikasi Pembelajaran Yang Efektif
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
a.      Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b.      Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
c. Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G : 2003)
Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :
a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang dosen. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.

Sumber:
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo.
            Sadiman, S Arief. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: Grafindo.
Sutirman. 2009. “komunikasi efektif dalam pembelajaran”. http//www.sutirman.wordpress.com. diakses tanggal 9 maret 2011.
Wiji Putuati. 2010. “menciptakan komunikasi efektif dalam pembelajaran”. http//www.wiji.sari.putuati10@mhs.matematikauts.ac.id. Diakses tanggal 9 maret 2011
Diposkan oleh Dessyta Gumanti di Jumat, April 01, 2011  

Minggu, 01 Mei 2011

Teknik Pemilihan Media

TEKNIK PEMILIHAN MEDIA

Pemilihan media
1.      Dasar Pertimbangan Dalam Pemilihan Media
         a.      Alasan Teoritis
                 Proses pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media yang strategi untuk keberhasilan pembelajaran. Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
                 Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi, metode dan evaluasi maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan media.
Kedudukan media dalam pembelajran tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan sistem pembelajaran. Penggunaan media akan meningkatkan kebermaknaan (meaningful learning) hasil belajar.  Dengan demikian pemilihan media yang menjad penting artinya dan ini menjadi alasan teoritis mendasar dalam pemilihan media.

           b.      Alasan Praktis
Terdapat beberapa penyebab orang memilih media dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996:89):
1.    Demonstration
Media daoat digunakan untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dll. Media berfungsi sebagai alat peraga pembelajaran.
2.    Familiarity
Karena sudah terbiasa menggunkaan media tersebut dan merasa sudah menguasai.
3.    Clarity
Inginmemberikan gambaran/penjelasan yang lebih konkret
4.    Active Learning
Guru dapat membuat siswa berperan aktif baik secara fisik, mental, emosional.

Guru sebagai pengguna harus dapat memilih media yang tepat dengan kebutuhan pembelajran sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran. Arif Sadiman  (1996:85) mengemukakan beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan rujukan untuk membeli media:
    Apakah media yang dipilih itu relevan denga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
    Apakah disertai dengan buku manual atau sumber informasi tentang media tersebut?
    Apakah perlu dibentuk tim ahli dan pengguna media untuk merevieu media tersebut?
    Apakah terdapat media dipasaran yang telah divalidasi/uji coba?
    Apakah media tersebut boleh direvieu terlebih dahulu?
    Apakah terdapat format revieu yang seudah dibakukan?

2.      Kriteria Dalam Pemilihan Media
         a.      Kriteria umum
                  Kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media:
1.    Kesesuaian dengan tujuan (Instructional Goals)
Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Seperti dari kajian tujuan instruktusional umum (TIU) atau TIK bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
2.    Kesesuaian dengan materi pembelajaran (Instructional Content)
Yaitu bahan kajian apa yang akan diajarkan pada programpembelajaran tersebut.
3.    Kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran atau siswa.
Media haruslah familiar dansesuai dengan karakteristik guru/ siswa mencakup sesuai dengan kondisi fisik terutama kebefungsian alat indra, kemampuan awal siswa, budaya maupun kemampuan siswa.
4.    Kesesuaian dengan teori
5.    Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
Media didasarkan atas kondisi psikologis siswa bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar.
6.    Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung dan waktu yang tersedia.

        b.      Kriteria Khusus
Erikson (1993) memberi saran dalam mengembangkan kriteria pemilihan media dalam bentuk check list:
1)    Apakah materinya penting dan berguna bagi siswa?
2)    Apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar?
3)    Apakah ada kaitannya danmengena secara langsung dengan tujuan pembelajaran?
4)    Bagaimana format penyajiaannya diatur? Apakah memnuhi tata urutan yang teratur?
5)    Bagaimana dengan materinya, mutakhir atau autentik?
6)    Apakah konsep dan kecermatannya terjamin secara jelas?
7)    Apakah isi dan presentasinya  memenuhi standar?
8)    Apakah penyajiannya objektif?
9)    Apakah bahannya memenuhi standar kuaitas teknik?
10)    Apakah bahantersebut sudah melalui pemantapan uji coba atau validasi?

Kriteria khusus lainnya dalam memilih pembelajaran yang tepat dirumuskan salam kata ACTION:
a.    Acces : kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid?
b.    Cost : biaya juga harus dipertimbangkan. Media efektif tidak selalu mahal jika guru kreatif dan menguasai betul materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek-objek untuk dijadikan sebagai media dengan biaya yang murah tapi efektif.
c.    Technology : teknologi juga harus diperhatikan apakah teknologinya tersedia danmudah menggunakannya.
d.    Interactivity : media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi 2 arah.
e.    Organization : diperlukan dukungan organisasi  misalnya pimpinan sekolah.
f.    Novelty : media yang lebih baru biasanya lebih baik danlebih menarik bagi siswa.